Urgensi Mempelajari Sirah Nabawiyyah



Sirah Nabawiyyah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan,manusia mengenal sebuah sejarah Sirah nabawiyah adalah sejarah kehidupan nabi Muhammad SAW. Mempelajari sirah Nabi akan menghadirkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad saw dan para sahabat. Dan rasa cinta itu akan melahirkan sikap pengorbanan. Dengan mempelajari sirah Nabi, kita akan mengetahui hukum yang disebutkan oleh suatu ayat Al Quran. Sebab, setiap ayat memiliki asbabun nuzul dan sebab turunnya ayat' melalui peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat itu.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apa Pengertian Sirah Nabawiyah?
b.      Bagaimana Urgensi dan Tujuan Memahami Sirah Nabawiyah?
c.       Apa Perbedaan Sirah Nabawiyah dengan sejarah?
d.      Apa Sumber Rujukan Sirah Nabawiyah?
e.       Apa Faidah dan Manfaat Mempelajari Sirah Nabawiyah?


BAB II
PEMBAHASAN

     Sirah Nabawiyah berasal dari bahasa arab saara-yasiiru yang berarti perjalanan, dan kata Nabawiyah yang berarti nabi. Sirah Nabawiyah berarti sejarah perjalanan Rasulullah saw, baik sebelum diangkat menjadi Rasul maupun setelah diangkat menjadi Rasul, serta suatu kondisi yang melingkupinya.
    Dengan mempelajari Sirah Nabawiyah kita dapat mengetahui bagaimana Rasulullah memahami dan merespons perintah-perintah Tuhannya. Uniknya, kadang perintah tersebut direspon Rasulullah tidak secara kontekstual. contohnya adalah cara berwudhu.[1]
      Firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 6 :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuh' kakimu sampai dengan kedua mata kaki. (Al-Maidah ayat 6).
     Dalam prakteknya Rasulullah menyempurnakan wudhu dengan membasuh tapak tangan, berkumur, memasukkan dan mengeluarkan air dari hidung serta membasuk kedua telinga. Dan Allah swt tidak melarang hal tersebut. Artinya Sang Khalik meridhoi apa yang dilakukan Nabi. Jadi selama Allah swt mendiamkan dan tidak menegur apa yang dilakukan Rasulullah, wajib kita mencontohnya.

B.     Urgensi dan Tujuan Memahami Sirah Nabawiyah
     Dalam konteks memahami Islam, sejarah Islam adalah merupakan sesuatu yang sangat penting dipelajari. Apa lagi mempelajari sejarah Rasulullah s.a.w. yang dalam istilah khususnya disebut sebagai sirah nabawiyyah. Tujuan Mempelajari Sirah Nabawiyyah diantaranya adalah dapat mengetahui bagaimana cara dan bentuk nabi dalam menyampaikn syari'at Islam. Melalui sirah, seseorang pendidik akan dapat mengetahui cara dan kaedah terbaik yang ditunjukkan oleh Rasulullah s.a.w., seorang jendral tentara dapat mengetahui etika peperangan, layanan yang diberi oleh baginda terhadap orang tawanan dan pesan-pesan Rasulullah kepada panglima perang. Pendek kata, semua golongan masyarakat dari petani hingga ketua negarapun perlu mempelajari sirah untuk meningkatkan lagi personaliti dan prestasi pekerjaan mereka masing-masing.
     Dr. Said Ramadhan al-Buti menegaskan bahwa Urgensi Memahami Sirah Nabawiyyah ialah agar setiap orang muslim memperoleh gambaran sebenarnya tentang hakikat agama Islam secara paripurna yang tercermin dalam kehidupan Nabi Muhammad s.a.w. sesudah ia difahami secara konsepsional sebagai prinsip, kaedah dan hukum.[2] Sirah Nabawiyah merupakan upaya aplikatif yang bertujuan untuk memperjelas hakikat Islam secara utuh dalam keteladanannya yang tertinggi, Muhammad s.a.w.
     Di antara hal terpenting yang menjadikan sirah Rasulullah s.a.w. cukup memenuhi semua sasaran ini adalah bahwa seluruh kehidupan beliau mencakup seluruh aspek sosial dan kemanusiaan yang ada pada manusia, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat yang aktif. 
    Kehidupan Rasulullah s.a.w. memberikan kepada kita contoh-contoh yang baik, baik sebagai pemuda Islam yang lurus perilakunya serta tepercaya di antara kaum dan juga kerabatnya maupun sebagai da’i kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, yang mengerahkan segala kemampuan untuk menyampaikan risalahnya. Juga sebagai kepala negara yang mengatur segala urusan dengan cerdas dan bijaksana, sebagai suami teladan dan seorang ayah yang penuh kasih sayang, sebagai panglima perang yang mahir, sebagai negarawan yang pandai dan jujur, dan sebagai muslim secara keseluruhan (kaffah) yang dapat melakukan secara imbang antara kewajiban beribadah kepada Allah dan bergaul dengan keluarga dan sahabatnya dengan baik.
    Jika anda seorang pembuka kota negara, ambillah pengajaran yang dilakukan oleh Rasulullah selepas kemenangan di Badar, Hunain dan pembukaan Mekah dan jika anda mengalami kegagalan ambillah pengajaran perang Uhud yang mana baginda berada di antara sahabatnya yang telah syahid dan mengalami kecederaan. Jika anda seorang guru lihatlah pengajaran yang dilakukan oleh Rasulullah di Suffat dalam masjid nabawi dan jika anda seorang pelajar maka gambarkanlah anda berada di antara Jibril yang menyampaikan wahyu kepada nabi. Jika anda sebagai hakim, ikutilah penyelesaian Rasulullah s.a.w dalam meletakkan hajarul Aswad. Ada seseorang menyebutkan bahwa sejarah timbulnya Nabi Muhammad s.a.w. di dunia adalah merupakan peristiwa yang paling penting dalam sejarah keagamaan dan kehidupan manusia. Kedatangan nabi membawa kebenaran dari ilahi robi dan juga contoh kesempurnaan kehidupan mengikuti kehendak Ilahi merupakan bimbingan yang tidak ternilai harganya untuk manusia sejagat dan membawa rahmat ke seluruh alam ini.[3]

a.     Sirah berasal dari kata saara yasiiru yang berarti perjalanan. Sedangkan sejarah berasal dari kata syajaratun yang berarti pohon
b.  Pembahasan Sirah Nabawiyah bertumpu pada perjalanan dan kisah hidup nabi Muhammad SAW secara rinci. Pembahasan juga menekankan sifat pribadi,akhlak,serta cara beliau menjalani kehidupan sehari-hari. Sedangkan sejarah pembahasannya hanya mengenai peristiwa yang terjadi pada masa lampau,yang di anggap penting.Lebih di fokuskan pada perkembangan peradaban/perubahan suatu zaman.
c.    Sirah Nabawiyah bersumber pada Al qur’an, hadits nabi, riwayat para sahabat Nabi Muhammad SAW. Sedangkan sejarah melalui sumber primer (Bukti dan rujukan yang kukuh), sumber sekunder (Penyelidikan),dan lisan (saksi).
d.    Sirah mengkhususkan pada seorang individu sedangkan sejarah kepada peristiwa dan pelakunya.
e.    Kedudukan fakta Sirah Nabawiyah tidak bisa di ubah karena bersumber dari Al qur’an, Hadits, riwayat Sahabat Rasulullah. Sedangkan sejarah bisa berubah setelah di temukannya bukti baru,yang lebih jelas dari bukti sebelumnya.[4]

D.    Sumber Rujukan Sirah Nabawiyah
     Karena kedudukan Beliau yang begitu tinggi dan sempurna, serta karena pengaruhnya yang besar terhadap kehidupan manusia, dengan didukung semangat keagamaan dan rohaniyyah, maka umat Islam dalam masa awal Islam mencurahkan waktu, tenaga dan kemampuan mereka untuk mempelajari serta meneliti ilmu berkenaan dengan kehidupan dan pengajaran (sirah) nabi s.a.w. Ramai ahli sejarah dan pengarang-pengarang riwayat hidupnya dan juga riwayat hidup para sahabat r.a. Secara umum sumber dan rujukan sirah ada tiga yaitu:

             1.  al-Quran
     Yang merupakan rujukan utama untuk memahami sifat-sifat umum Rasulullah s.a.w. dan mengenal tahap-tahap umum dari sirah yang mulia ini. Al-Quran mengunakan dua pendekatan dalam mengemukakan sirah nabawiyyah, yaitu dengan mengemukakan sebagian kejadian dari kehidupan dan sirahnya seperti ayat-ayat yang menjelaskan tentang perang badar, perang uhud serta ayat-ayat yang mengisahkan perkawinan dengan Zainab binti Jahsyi. Kedua mengomentari peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk menjawab masalah-masalah yang timbul, mengungkapkan masalah yang belum jelas atau nasihat yang terkandung di dalamnya. Semua itu berkaitan dengan salah satu aspek dari sirahnya. Tetapi perbicaraan al-Quran tentang semua itu disampaikan secara umum dan terputus-putus serta penyajian secara global. Demikianlah cara al-Quran dalam menyampaikan setiap kisah tentang para nabi dan umat-umat terdahulu. 

             2.   Hadits
     Yang terkandung dalam kitab-kitab hadis yang muktabar walaupun pada permulaannya belum tersusun secara urutan dan sistematik karena  kebanyakan ulama’ hadis menyusun kitab mereka berdasarkan bab-bab fiqh.

             3.  Kitab-kitab sirah.
     Buku rujukan terbaik dalam kategori ini antara lain ialah buku Asas fi Sunnah  oleh Said Hawa yang mana beliau telah menyusun hadis-hadis dan membaagi mengikuti urutan masa hayat Rasulullah dari kitab-kitab hadis yang muktabar. Sumber ketiga ialah kitab-kitab sirah yang ditulis oleh pengkaji sirah nabi seperti Ibnu Hisham yang terkenal dengan kitab Sirah Ibn Hisham. Dalam kategori ini, terdapat kitab yang hanya membicarakan tentang peperangan yang disertai oleh Rasulullah seperti kitab Maghazi Urwah bin Zubir, kitab yang hanya membicarakan tentang mukjizat nabi seperti Dala’il al-Nubuwwah oleh Ibn Qutaibah, Dan juga kitab populer milik Dr. Sauqi Abu Khalil yaitu Atlas Siroh Nabawiyyah, kitab ini sangat unik dikarnakan membahas sirah nabawiyyah dengan di sertai struktur nasab Nabi Muhammad s.a.w dan foto-foto tempat bersejarah yg pernah menjadi persinggahan Nabi Muhammad s.a.w, kitab yang hanya membicarakan akhlak Nabi seperti Kitab al-Syama’il oleh al-Munziri.[5]

E.     Faidah dan Manfaat Mempelajari Sirah Nabawiyah
1.     Mengetahui asbab Nuzul kebanyakan ayat dan asbab wurud hadits Nabi, dimana hal ini dapat membantu memahami makna ayat dan hadits serta menyimpulkan hukum dari keduanya.
2.    Bekal bagi para du’at dan pejuang Islam. Dengan belajar sirah mereka akan memiliki tekad dan motivasi yang kuat,karena mereka memiliki teladan dan pendahulu yang telah mempersembahkan juhud (pengorbanan) yang besar berupa tetesan darah untuk menjayakan Islam. Dengan belajar sirah pula para da’i makin tahu betapa mahalnya hidayah pada Agama ini dan betapa mulianya orang-orang berdawah dan berjihad memperjuangkannya.
3.  Sirah nabawiyah sendiri merupakan salah satu mu’jizat dan tanda kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibn Hazm rahimahullah berkata, “Bagi yang mengkaji dengan seksama Sirah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang agung ini akan membenarkan dan mempersaksikan bahwa beliau adalah benar-benar Rasul Allah. Andaikan beliau tidak memiliki mu’jizat selain sirahnya, maka sudah cukup.
4.   Mengetahui jalan ideal menjayakan Islam seperti yang ditempuh oleh Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau diutus pada saat manusia berada dalam kondisi kehidupan yang paling buruk. Bahkan lebih buruk dibanding kondisi ummat-ummat para Nabi selain beliau. Dengan belajar sirah kita mengetahui bgaimana beliau memulai da’wah, bgaimana berpindah dari satu marhalah (fase) ke marhalah berikutnya. Hingga Allah sempurnakan Dien ini, dan Allah sempurnakan nikmat-Nya kepada kaum Muslimin.
5.     Mengenali faktor-faktor yang menjadikan para sahabat radhiyallahu ‘anhum layak dan pantas memimpin ummat manusia. Dengan belajar sirah kita dapat mengetahui pula bagaimana mereka ditarbiyah (dibina dan dikader) oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini dapat menumbuhkan kecintaan terhadap mereka, menumbuhkan semangat mengikuti metode mereka,dan menapaktilasi jalan mereka.
6.   Belajar sirah dapat menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan kepada Nabi dan para sahabat. Karena seolah-olah mereka hadir di tengah-tengah kita, dan kita berada di tengah-tengah mereka. Kita bahagia dengan kebahagiaan bersama bahagia mereka, menangis bersama tangisan mereka, dan bahagia atas kemenangan mereka. Karena tidak dapat dipungkiri, kebersamaan yang lama suka dan duka termasuk faktor penguat ikatan cinta dan persaudaraan. Inilah berkahnya belajar sirah nabawiyah yang mulia. Ia termasuk salah satu simpul iman. Dimana tidak akan sempurna iman seorang hamba dia mencintai Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam melebihi cintanya pada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.
7.      Belajar Sirah Nabawiyah merupakan kenikmatan ruhiyah dan gizi bagi hati yang suci.
8.   Belajar sirah membantu setiap Muslim untuk mengetahui kebanyakan hukum-hukum fiqh, nilai-nilai pendidikan (durus tarbawiyah), siyasah syar’iyyah, dan sebagainya. Seorang pemimpin sangat butuh belajar dari sirah tentang bagaimana Nabi memimpin. Demikian pula dengan seorang prajurit,dari sirah dapat belajar menjadi prajurit yang benar. Apa lagi para da’i dan murabbi.Mereka sangat butuh belajar dari sirah bagaimana da’wah dan tarbiyah dijalankan.
9.      Mengenali kemuliaan (syaraf) nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan bagaimana beliau dijaga oleh Allah ‘Azza Wa Jalla dari gangguan manusia.[6]

BAB III
PENUTUP

            A.    Kesimpulan
1.      Sirah Nabawiyah berasal dari bahasa arab saara-yasiiru yang berarti perjalanan, dan kata Nabawiyah yang berarti nabi. Sirah Nabawiyah berarti sejarah perjalanan Rasulullah saw, baik sebelum diangkat menjadi Rasul maupun setelah diangkat menjadi Rasul, serta suatu kondisi yang melingkupinya.
2.  Tujuan Memahami Sirah Nabawiyah ialah agar setiap orang muslim memperoleh gambaran sebenarnya tentang hakikat agama Islam secara paripurna yang tercermin dalam kehidupan Nabi Muhammad s.a.w. sesudah ia difahami secara konsepsional sebagai prinsip, kaedah dan hukum. Sirah Nabawiyah merupakan upaya aplikatif yang bertujuan untuk memperjelas hakikat Islam secara utuh dalam keteladanannya yang tertinggi, Muhammad s.a.w.
3.    Sirah Nabawiyah bertumpu pada perjalanan dan kisah hidup nabi Muhammad SAW secara rinci. Pembahasan juga menekankan sifat pribadi,akhlak,serta cara beliau menjalani kehidupan sehari-hari. Sedangkan sejarah pembahasannya hanya mengenai peristiwa yang terjadi pada masa lampau,yang di anggap penting.Lebih di fokuskan pada perkembangan peradaban/perubahan suatu zaman.
4.      Secara umum sumber dan rujukan sirah ada tiga yaitu Al Qur’an, Hadist, dan kitab-kitab Sirah
5.    Belajar Sirah Nabawiyah dapat menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan kepada Nabi dan para sahabat. Karena seolah-olah mereka hadir di tengah-tengah kita, dan kita berada di tengah-tengah mereka. Kita bahagia dengan kebahagiaan bersama bahagia mereka, menangis bersama tangisan mereka, dan bahagia atas kemenangan mereka. Karena tidak dapat dipungkiri, kebersamaan yang lama suka dan duka termasuk faktor penguat ikatan cinta dan persaudaraan. Inilah berkahnya belajar sirah nabawiyah yang mulia. Ia termasuk salah satu simpul iman. Dimana tidak akan sempurna iman seorang hamba dia mencintai Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam melebihi cintanya pada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.

B.     Saran
Dalam menyusun makalah ini mungkin belumlah sempurna maka dari itu saya berharap untuk hendaknya memberikan saya penjelasan lebih atau pemberian contoh yang jelas agar saya dapat memperbaiki makalah yang saya susun di kemudian hari.


DAFTAR PUSTAKA

al-Dzahabi, Muhammad, al-Sirah al-Nabawiyah, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1988.
al-Buthi, Said Ramadhan, Fiqh al-Sirah al-Nabawiyah, Mesir: Dar al-Salam, 2006
al-Hasani, Muhammad Alawi, Mukhtashar fi al-Sirah al-Nabawiyah, Tuban: al-Mishbah, 2007
al-Nadwi, Abu Hasan Ali al-Hasani, Sirah Nabawiyah, Terj. Muhammad Halabi Hamdi, “Sejarah Lengkap Nabi Muhammad saw.” Yogyakarta: Mardhiyah Press, 2001



[1] . al-Dzahabi, Muhammad,1988,al-Sirah al-Nabawiyah, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah,hal:109
[2] . al-Buthi, Said Ramadhan, 2006, Fiqh al-Sirah al-Nabawiyah, Mesir: Dar al-Salam,hal: 96
[3] . al-Nadwi, Abu Hasan Ali al-Hasani, Sirah Nabawiyah, Terj. Muhammad Halabi Hamdi, 2001,“Sejarah Lengkap Nabi Muhammad saw.” Yogyakarta: Mardhiyah Press, hal  : 88
[4] . al-Dzahabi, Muhammad,1988,al-Sirah al-Nabawiyah, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah,hal:78
[5] . al-Hasani, Muhammad Alawi, 2007, Mukhtashar fi al-Sirah al-Nabawiyah, Tuban: al-Mishbah, hal :  68

[6] . al-Buthi, Said Ramadhan, 2006, Fiqh al-Sirah al-Nabawiyah, Mesir: Dar al-Salam,hal: 103

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Urgensi Mempelajari Sirah Nabawiyyah"

Post a Comment

Silahkan komentar dengan baik