A.
Problematika Masyarakat Modern
Menjadi masyarakat yang modern pada masa sekarang mungkin didambakan kebanyakan orang. Hal itu disebabkan karena pengaruh dari berbagai perubahan yang timbul di kalangan masyarakat. Dan juga kebanyakan menganggap bahwa modern adalah segalnya yang implikasinya pada kemajuan dan kesuksesan. Namun, pemikiran itu belum tentu terbukti, karena timbulnya problematika-problematika yang muncul pada masyarakat modern. Berikut ini adalah masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat
modern, yaitu :
1. Disintegrasi
Ilmu Pengetahuan
Kemodernan diantaranya ditandai dengan adanya spesialisasi di bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Masing-masing ilmu pengetahuan memiliki cara pandang sendiri dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Jika seseorang menghadapi masalah, lalu ia
pergi kepada kaum teolog, ilmuwan, politisi, sosiologi, ahli biologi, psikologi
dan ekonomi, mereka akan memberikan jawaban yang berbeda-beda dan terkadang
saling bertentangan dan kadang saling mendukung dengan argumentasi yang telah mereka miliki. Hal ini pada akhirnya membingungkan manusia.
2.
Kepribadian
yang Terpecah
Kepribadian
manusia modern jauh dari nilai-nilai spiritual dan terkotak-kotak, sehingga timbul kebimbangan dalam melakukan tindakan. ada yang mengatakan tindakan ini benar dan ada yang mengatakan ini salah. Hal itulah yang nantinya akan membuat
kepribadian manusia akan menjadi terpecah belah.
3. Penyalahgunaan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sebagai
akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan spiritual
maka IPTEK telah disalahgunakan dengan segala implikasi negatifnya. Misalnya
kemampuan membuat senjata yang diarahkan untuk tujuan penjajahan terhadap
bangsa lain, media sosial yang digunakan untuk mencari gambar-gambar pornografi dan porno aksi, televisi yang kebanyakannya adegan-adegan percintaan dan kebebasan pergaulan dan masih banyak contoh lagi penyalahgunaan IPTEK.
4.
Pendangkalan
Iman
Sebagai
akibat lain dari pola pikir keilmuan tersebut, khusunya ilmu-ilmu yang hanya
mengakui fakta-fakta yang bersifat empiris, dapat menyebabkan iman manusia
menjadi dangkal, bahkan bisa jadi kafir maupun murtad, karena empiris berdasarkan data dan fakta yang dihasilkan dari pola pikir manusia, padahal manusia tercipta dengan ketidaksempurnaan.
5.
Pola
Hubungan Materialistik
Semangat
persaudaraan dan rasa saling menolong yang didasarkan atas panggilan iman sudah
tidak tampak lagi. Hal ini disebabkan karena fokus utama manusia modern adalah materi. Mereka mau melakukan suatu hal, jika kegiatan yang dilakukannya mendapatkan materi dan simpati yang banyak dari masyarakat. Apabila tidak ada hasi maka manusia modern tidak mau melakukannya. Hal ini juga dapat menghilangkan rasa kepedulian dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
6.
Menghalalkan
Segala Cara
Sebagai
akibat dari dangkalnya iman dan pola hidup materialistik, manusia dengan mudah
dapat menggunakan prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan, karena bathinnya sudah tertutupi oleh indahnya materi dunia, sehingga menganggap bahwa dunia dan materi adalah segala-galanya untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan.
7.
Stres
dan Frustasi
Kehidupan
modern yang demikian kompetitif
menyebabkan manusia harus mengerahkan seluruh pikiran, tenaga, dan
kemampuannya. Mereka terus bekerja tanpa mengenal batas dan kepuasan.
Akibatnya, jika terkena problem yang tidak dapat dipecahkan , maka dirinya akan
dilanda stres dan frustasi, karena modal utama dirinya adalah akal pikiran bukan bersandar pada Tuhan yang menciptakan.
8.
Kehilangan
Harga Diri dan Masa Depannya
Terdapat
sejumlah orang salah memilih jalan kehidupan. Masa mudanya dihabiskan untuk
memepertaruhkan hawa nafsu dan segala cara yang ditempuhnya.
B.
Bukti Minat Masyarakat Modern terhadap Tasawuf
Persoalan besar yang muncul di
tengah-tengah umat manusia sekarang ini adalah krisis spiritualitas. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dominasi rasionalisme, empirisme, dan
positivisme ternyata membawa manusia kepada kehidupan modern, dimana
sekularisme menjadi suatu tema bagi kehidupan modern. Sekalipun krisis
spiritualitas menjadi ciri peradaban modern dan modernitas itu telah memasuki
dunia Islam, masyarakat Islam tetap menyimpan potensi untuk menghindari krisis
itu.
Sehingga muncullah beberapa nama
besar sufi seperti Ibrahim Ibnu Adam dan Rabi’ah al-Adawiyah. Kemudian muncul
pula organisasi sufi yang ditunjukkan kepada pertemuan yang informal untuk
diskusi agama dan latihan spiritual yang disebut halaqah. Pada masa ini
masa ini muncul para sufi, seperti al-Tustari dan al-Junayd al-Bagdadi. Yang
menjadi bukti bahwa masyarakat modern berminat terhadap tasawuf adalah
diselenggarakannya zikir dan pengajian di rumah dan masjid bahkan di
perkantoran.
Inti sari ajaran tasawuf bertujuan
memperoleh hubungan langsung dengan Allah SWt sehingga seseorang akan merasa
berada di hadirat-Nya. Upaya ini, antara lain dilakukan dengan kontemplasi atau
melepaskan diri dari jeratan dunia yang senantiasa berubah dan bersifat
sementara. Sikap dan pandangan kaum sufi ini sangat diperlukan oleh masyarakat
modern yang mengalami jiwa yang terpecah.
Kehadiran tasawuf dapat melatih
manusia agar memiliki ketajaman batin dan kehalusan budi pekerti. Sikap batin
dan kehalusan budi yang tajam yang tajam ini menyebabkan seseorang akan selalu
mengutamakan pertimbangan pada setiap masalah yang dihadapi. Dengan cara
demikian, ia akan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tercela menurut
agama. Tasawuf akan membawa manusia memiliki jiwa istiqamah, yaitu jiwa yang
selalu diisi dengan nilai-nilai ilahiah. Ia selalu mempunyai pegangan dalam
hidupnya. Keadaan demikian meyebabkan ia tetap tabah dan tidak mudah terhempas
oleh cobaan yang akan membelokkannya ke jurang kehancuran. Dengan demikian,
stres dan putus asa akan dapat dihindari.
Pada masa yang akan datang,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta industrialisasi akan
berlangsung terus san sangat menentukan peradaban umat manusia. Akan tetapi,
masalah-masalah moral dan etika akan ikut mempengaruhi pilihan strategi dalam
mengembangkan peradaban di masa depan. Sehingga dalam hal ini Islam dihayati
dan diamalkan sebagai sesuatu yang spiritual. Artinya, sebagai reaksi terhadap
perubahan masyarakat yang sangat cepat akibat kemajuan ilmu penegtahuan,
teknologi, dan industrialisasi. Oleh karena itu, kita sepakat bahwa semua
kehidupan modern harus mempunyai landasan yang kuat, yaitu akidah akhlak Islam
yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis. Dengan cara seperti ini maka akan
terbangun kehidupan yang seimbang antara lahir dan batin, duniawi dan ukhrawi,
serta individu dan masyarakat. Keseimbangan ini harus menjadi roh bagi
peradaban manusia dalam kehidupan modern sekarang ini. Diantara peranan tasawuf dalam Kehidupan Modern sebagai berikut ;
a. Dapat menyelesaikan problematika dalam mengembangkan peradaban islam di masa yang akan
datang.
b. Dapat mengantisipasi ajaran etika yang mengakibatkan proses modernisasi dan
sekularisasi yang secara berlahan-lahan hanya memberikan peluang yang sangat
kecil bagi penghayatan teologi dan normatif.
c. Dapat mewujudkan semua kehidupan modern yang mempunyai landasan yang kuat yaitu aqidah Islamiyah yang bersumber dari
al-Qur’an Hadits
d. Menjadikan manusia sadar diri bahwa berada di dunia hanyalah sementara. Oleh sebab itu, setiap waktu yang dia keluarkan untuk beribadah harus disertai dengan unsur ibadah kepada Allah
0 Response to "Peranan Tasawuf Dalam Kehidupan Modern"
Post a Comment
Silahkan komentar dengan baik