Manusia merupakan makhluk yang selalu berbuat dosa, salah dan khilaf. Banyak sekali orang yang sadar telah melakukan dosa namun karena terbiasa atau tidak sanggup untuk menahan hawa nafsunya, mereka tetap
melakukannya. Dan sebagian kecil dari mereka, ada yang sadar dan
segera bertaubat kepada Allah.
Taubat menurut bahasa dapat diartikan kembali, dan menurut istilah adalah kembali taat kepada Allah dan menyesal atas segala perbuatan dosa yang telah dilakukan. Mereka bertaubat dengan tujuan untuk memohon ampun kepada Allah SWT. Sebaik-baiknya orang adalah mereka yang melakukan taubat nasuha atau taubat yang sungguh-sungguh, karena mereka diibaratkan seperti orang yang tidak mempunyai dosa lagi.
Taubat menurut bahasa dapat diartikan kembali, dan menurut istilah adalah kembali taat kepada Allah dan menyesal atas segala perbuatan dosa yang telah dilakukan. Mereka bertaubat dengan tujuan untuk memohon ampun kepada Allah SWT. Sebaik-baiknya orang adalah mereka yang melakukan taubat nasuha atau taubat yang sungguh-sungguh, karena mereka diibaratkan seperti orang yang tidak mempunyai dosa lagi.
Allah SWT adalah Dzat yang Maha Pengasih dan Pengampun atas dosa-dosa para Hamba-Nya. Namun, untuk mendapatkan ampunan atas dosa yang telah dilakukan ternyata ada persyaratan tersendiri yang ditetapkan oleh Allah
agar taubat seorang muslim itu diterima. Jika tidak sesuai, maka tidak
diterimalah taubat tersebut. Berikut ini ulasan mengenai Lima Syarat Taubat
agar taubat diterima.
1. Ikhlas karena Allah Ta’ala
Hal ini merupakan cara yang terpenting. Bukan hanya dalam taubat saja tetapi untuk semua aktivitas hamba. Oleh sebab itu, Ikhlas harus dilakukan orang-orang yang benar-benar bertaubat pada Allah. Dengan keikhlasan, maka seseorang akan menjadikan Allah SWT sebagai tujuan utama untuk bertaubat dan segala aktivitas. Kita tidak boleh bertaubat hanya untuk pamer atau riya' yang ditujukan kepada makhluk dan urusan duniawi yang akan didapatkan olehnya. Bila orang tersebut melakukan taubat ikhlas karena Allah maka faktor yang mendorongnya adalah ketakwaan kepada-Nya, takut akan siksaan-Nya, serta mengharapkan pahala dari-Nya.
2. Menyesali Perbuatan yang Telah dilakukan
Syarat yang kedua adalah Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan. Ketika seseorang punya rasa menyesal dan bersedih atas perbuatan yang telah dilakukan maka ia akan memandang bahwa perbuatan tersebut wajib untuk ditinggalkan, sehingga keharaman-keharaman yang telah ditentukan Allah akan dihindari dengan sepenuh hati.
3. Berhenti Total dari Perbuatan Dosa Tersebut
Syarat ketiga yaitu berhenti total atau meninggalkan dosa tersebut. Taubat bukan sebuah permaianan anak-anak yang hari ini dilakukan dan besok menjadi bosan. Oleh sebab itu, orang yang benar-benar bertaubat harus meninggalkan semua aktivitas dosa yang pernah dilakukan. Mereka harus menghentikan kemaksiatan, dan harus memperbanyak ibadah kepada Allah, agar taubatnya menjadi diterima. Jika dosa orang tersebut berupa tindakannya melakukan sesuatu yang diharamkan, maka ia harus segera cepat berhenti total dan meninggalkannya. Berbeda dengan dosa yang berkaitan dengan makhluk, maka orang tersebut harus mengembalikan hak-hak mereka yang pernah didholimi atau meminta halal darinya.
4. Bertekad untuk tidak Mengulanginya
Selain meninggalkan dosa, seseorang yang ingin bertaubat dengan taubah nasuha juga harus bertekad dan bersungguh-sungguh untuk tidak mengulangi dosa lagi di masa yang akan datang. Ia harus mampu menggerakkan hatinya dan disertai dengan usaha sungguh-sungguh agar tidak akan mengulangi perbuatan maksiat itu dan dia telah bertaubat dari dosa tersebut.
5. Diperbolehkan Waktunya
Syarat yang terakhir adalah hendaknya dilakukan pada waktu yang diperbolehkan oleh syariat, yaitu seumur hidup kecuali ketika ajal hampir datang atau nyawa sudah berada ditenggorokan. Apabila ajal hampir datang, kemudian dia mempunyai kesadaran untuk bertaubat maka taubatnya tidak akan diterima. Hal ini berdasarkan firman Allah:
“Artinya : Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang’, Dan tidak (pula diterima taubat) orang- orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. “[An-Nisa':18].
Demikianlah sedikit ulasan mengenai lima syarat taubat agar taubat menjadi Taubat Nasuha. Meskipun terlihat sedikit dan mudah, namun pelaksaannya sangat sulit dan berat. Sebab selalu ada godaan dari setan untuk mengganggu manusia dan pasti berkeinginan untuk menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesesatan. Naudzubillah.
1. Ikhlas karena Allah Ta’ala
Hal ini merupakan cara yang terpenting. Bukan hanya dalam taubat saja tetapi untuk semua aktivitas hamba. Oleh sebab itu, Ikhlas harus dilakukan orang-orang yang benar-benar bertaubat pada Allah. Dengan keikhlasan, maka seseorang akan menjadikan Allah SWT sebagai tujuan utama untuk bertaubat dan segala aktivitas. Kita tidak boleh bertaubat hanya untuk pamer atau riya' yang ditujukan kepada makhluk dan urusan duniawi yang akan didapatkan olehnya. Bila orang tersebut melakukan taubat ikhlas karena Allah maka faktor yang mendorongnya adalah ketakwaan kepada-Nya, takut akan siksaan-Nya, serta mengharapkan pahala dari-Nya.
2. Menyesali Perbuatan yang Telah dilakukan
Syarat yang kedua adalah Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan. Ketika seseorang punya rasa menyesal dan bersedih atas perbuatan yang telah dilakukan maka ia akan memandang bahwa perbuatan tersebut wajib untuk ditinggalkan, sehingga keharaman-keharaman yang telah ditentukan Allah akan dihindari dengan sepenuh hati.
3. Berhenti Total dari Perbuatan Dosa Tersebut
Syarat ketiga yaitu berhenti total atau meninggalkan dosa tersebut. Taubat bukan sebuah permaianan anak-anak yang hari ini dilakukan dan besok menjadi bosan. Oleh sebab itu, orang yang benar-benar bertaubat harus meninggalkan semua aktivitas dosa yang pernah dilakukan. Mereka harus menghentikan kemaksiatan, dan harus memperbanyak ibadah kepada Allah, agar taubatnya menjadi diterima. Jika dosa orang tersebut berupa tindakannya melakukan sesuatu yang diharamkan, maka ia harus segera cepat berhenti total dan meninggalkannya. Berbeda dengan dosa yang berkaitan dengan makhluk, maka orang tersebut harus mengembalikan hak-hak mereka yang pernah didholimi atau meminta halal darinya.
4. Bertekad untuk tidak Mengulanginya
Selain meninggalkan dosa, seseorang yang ingin bertaubat dengan taubah nasuha juga harus bertekad dan bersungguh-sungguh untuk tidak mengulangi dosa lagi di masa yang akan datang. Ia harus mampu menggerakkan hatinya dan disertai dengan usaha sungguh-sungguh agar tidak akan mengulangi perbuatan maksiat itu dan dia telah bertaubat dari dosa tersebut.
5. Diperbolehkan Waktunya
Syarat yang terakhir adalah hendaknya dilakukan pada waktu yang diperbolehkan oleh syariat, yaitu seumur hidup kecuali ketika ajal hampir datang atau nyawa sudah berada ditenggorokan. Apabila ajal hampir datang, kemudian dia mempunyai kesadaran untuk bertaubat maka taubatnya tidak akan diterima. Hal ini berdasarkan firman Allah:
“Artinya : Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang’, Dan tidak (pula diterima taubat) orang- orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. “[An-Nisa':18].
Demikianlah sedikit ulasan mengenai lima syarat taubat agar taubat menjadi Taubat Nasuha. Meskipun terlihat sedikit dan mudah, namun pelaksaannya sangat sulit dan berat. Sebab selalu ada godaan dari setan untuk mengganggu manusia dan pasti berkeinginan untuk menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesesatan. Naudzubillah.
0 Response to "Syarat Taubat Yang Benar"
Post a Comment
Silahkan komentar dengan baik