Orang alim fiqih (bidang agama) sangat paham kapan ia harus berhenti dan kapan ia harus berjalan. ia dapat menentukan sendiri arah jalannya, sehingga syaithon tidak akan membodohinya. sebaliknya, orang yang tidak mengerti fiqih sangat mudah dibodohiu setan, terkecuali jika ia selalu mengikuti orang yang sudah mengerti, yakni para ulama.
Namun, untuk menjadi benar tidak cukup hanya dengan ilmu saja. Dibutuhkan sikap wira'i (menjaga diri dari perkara syubhat dan haram) untuk dapat melawan bujukan dan rayuan setan. pada kenyataannya tidak sedikit orang yang ahli fiqih tertipu oleh setan karena tergiur dengan umpannya yaitu harta. fiqih dan wira'i sangat berguna sekali untuk membentengi diri dari godaan setan.
Orang yang memiliki pengetahuan fiqih yang sangat luas dan memiliki wirai, sangat kuat dn sangat sulit dikalahkan oleh setan. walaupun dia sangat mudah mengalahkan ribuan ahli ibadah, akan tetapi belum tentu bisa membujuk dan merayu satu orang yang ahli ibadah dan wirai.
فَقِيْهٌ وَاحِدٌ اَشَدُّ عَلَى
الشَّيْطَانِ مِنْ اَلْفِ عَابِدِ
satu orang yang ahli fiqh lebih berat atas setan dari pada 1000 ahli ibadah.
Dahulu, ada dua kelompok yang memperdebatkan, mana yang lebih baik antara orang alim yang fasiq dan orang bodoh yang ahli ibadah. Mereka saling ngotot dengan pendapatnya masing-masing. Kebetulan salah satu diantara mereka ada yang ingin membuktikan pendapatnya.
Ia mendatangi tempat ibadah yang dihuni orang yang selalu mengisi waktunya untuk beribadah, dan tidak memperdulikan ilmu. Dari tempat persembunyian, ia berseru kepadanya :
"Wahai hambaku, Aku telah mengabulkan doamu, maka kamu tidak perlu lagi beribadah dan beristirahatlah mulai sekarang"
Dengan tololnya si bodoh menjawab :
"Wahai Tuhanku, inilah yang selama ini aku harapkan. Aku bersyukur atas hadiah ini"
Kemudian orang tersebut mendatangi seorang alim fiqh yang sangat buruk dan gemar melakukan perbuatan-perbuatan fasik. Ia mendatanginya ketika ia sedang mabuk membawa sebotol arak. Dari balik persembunyian ia berseru padanya :
"Wahai hambaku...Takutlah padaku. Aku adalah Tuhanmu. selama ini aku telah menutupi kesalahan-kesalahanmu, namun kamu tetap tidak malu padaku".
Ternyata seketika itu si fasiq keluar dari tempatnya dengan terhuyung-huyung sembari menhunuskan pedang yang dibawanya. Matanya melirik kesana kemari mencari siapa yang berani berkata lancang seperti itu. karena tidak menemukannya, dengan murka ia berteriak :
"Wahai laknat...Apa kamu tidak kenal siapa Tuhanmu? sehingga kamu mengaku-ngaku sebagai Tuhan?Kemarilah akan aku kenalkan kamu dengan Tuhanku melalui maut"
Karena ketakutan tanpa berpikir panjang, ia langsung lari terbirit-birit. Ternyata orang alim walaupun fasiq tetap lebih sulit ditipu dari pada seorang ahli ibadah.
Inilah pentingnya ilmu agama. Ilmu yang bisa menjadikan kita semakin taqwa pada Allah dan meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. Akan tetapi di zaman sekarang orang-orang lebih banyak yang memilih ilmu umum untuk menopang hidupnya. mereka merasa bahwa dengan ilmu itu dia akan mendapat sukses dunia tanpa memikirkan bahwa takdir, pekerjaan, harta dan pangkat yang mengatur adalah Allah, sehingga mereka lebih percaya dengan ilmu dunia dari pada ilmu agama. wahai saudaraku...sungguh ironis masyarakat kita sekarang yang kebanyakan buta agama. buta kalau mereka kelak di alam barzakh membutuhkan ilmu agama. Mari kita perduli dan menekuni ilmu agama sebagai bekal kita untuk mencari kebahagiaan akhirat.
0 Response to "Alim Vs Ahli Ibadah"
Post a Comment
Silahkan komentar dengan baik