Pendidikan Islam sebagai disiplin
ilmu dapat dianalisis dari segi sistematik atau pendekatan sistem. Dari segi
ini, pendidikan islam dipandang sebagai proses melalui sistem yang terdiri
daripada sub-sub sistem atau komponen – komponen yang saling berkaitan dalam
rangka mencapai tujuan pendidkan islam.[1]
Pengembangan ilmu-ilmu islam
bergantung pad sistem pendidikan yang meliputi pendidikan foramal dan informal.
Ia menekankan pertama sekali ilmu – ilmu agama tetapi meliputi semua bentuk –
bentuk penegtahuan lain dari keadilan Tuhan sampai ilmu Farmasi. [2]
Watak ilmu pendidkan islam adalah
sistematis dan konsisten menuju kearah tujuan yang hendak dicapai. Untuk itu
pendidikan islam memerlukan pemikiran
sistematik dan mengarahkan prosesnyadalam sistem-sistem yang aspiratip
terhadap kebutuhan umatnya, bila tidak demikian akan timbul gangguan dan
hambatan- hambatan teknis operasional yang dapat menghilangkan orientasinya
yang benar.[3]
Contoh ayat al-Qur’an yang mencontohkan sebuah sistem antara lain :
ôMtÎŽàÑ ãNÍköŽn=tã èp©9Ïe%!$# tûøïr& $tB (#þqàÿÉ)èO žwÎ) 9@ö6pt¿2 z`ÏiB «!$# 9@ö6ymur z`ÏiB Ĩ$¨Y9$#
âä!$tur 5=ŸÒtóÎ z`ÏiB «!$# ôMtÎŽàÑur ãNÍköŽn=tã èpuZs3ó¡yJø9$# 4 ÇÊÊËÈ
Artinya : “ Mereka diliputi kehinaan di mana- mana
mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepadtali hubungan dengan Allah
dan tali hubungan dengan sesamanya dan mereka kembali mendapatkan kemurkaan
dari Allah dan mereka diliputi oleh kerendahan .... ( QS. Al-Imran : 112 )
ª!$#ur ä3s)n=s{ `ÏiB 5>#tè? §NèO `ÏB 7pxÿõÜœR ¢OèO öä3n=yèy_ %[`ºurø—r& 4 $tBur ã@ÏJøtrB ô`ÏB 4Ós\Ré&
Ÿwur ßìŸÒs? žwÎ) ¾ÏmÏJù=ÏèÎ 4 $tBur ã£Jyèム`ÏB 9£Jyè•B Ÿwur ßÈs)Zムô`ÏB ÿ¾ÍnÌßJãã žwÎ) ’Îû A=»tFÏ. 4
¨bÎ) y7Ï9ºsŒ ’n?tã «!$# ׎šo„ ÇÊÊÈ
Artinya : “ Dan Allah menciptakan kamu dari tanah,
kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasanagan ( laki-laki
dan perempuan ). Dan tidak ada seorang perempuan yang menganding dan tidak (
pula ) melahirkan melainkan dengan pengetahuan-Nya. Dan tidakn dipanjangkan
umur seseorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan
( sudah ditetapkan ) dalam Kitab ( Lauh Mahfudz ). Sesungguhnya yang demikian
itu bagi Allah adalah mudah”. ( QS. Al Faathir : 11 )
Seperti yang kita tahu bahwa
pendidikan islam dipandang sebagai proses melalui sistem yang terdiri daripada
sub-sub sistem atau komponen-komponen yang saling berkaitan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan islam itu sendiri, adapun komponen – komponen itu
antara lain :
1.
Tujuan
Dilihat dari ilmu pendidikan
teoritis, tujuan pendidikan ditempuh secara bertingkat, misalnya tujuan
intermediair ( sementara ) yang dijadikan batas sasaran kemampuan yang harus
dicapai dalam proses pendidikan tingkat tertentu.
Dalam sistem operasionalisasi
klembagaan pendidikan berbagai tingkat tujuan ditetapkan secara berjenjang
dalam struktur program instruksional,sehingga tergambarlah klarifikasi gradual
yang semakin meningkat,bila dilihat dari pendekatan sistem intruksional
tetrtentu sebagai berikut :
a.
Tujuan Intruksional Khusus,
diarahkan pada setiap bidang studi yang harus dikuasai dan diamalkan oleh anak
didik.
b.
Tujuan Intruksional Umum diarahkan
pada penguasaan suatu bidang studi secara umum.
c.
Tujuan Kurikuler, yang ditetapkan
untuk dicapai melalui garis – garis besar pengajaran di tiap lembaga
pendidikan.
d.
Tujuan Insttitusional, tujuan yang
harus dicapai menurut program pendidikan di tiap sekolah.
e.
Tujuan Umum /Nasional.
Adapun tujuan akhir pendidikan islam pada hakikatnya
adalah realisasi dari cita-cita ajaran islam itu ssendiri, yang membawa misi
bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan bathin,di dunia
dan akhirat.[4]
2.
Pendidik
Pendidik dalam pendidikan islam
adalah setiap orang dewasa yang karena kewajiban agamanya bertanggung atas
pendidikan dirinya dan orang lain. Menurut Ahmad D. Marimba mengartikan
pendidik sebagai orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik ,yaitu manusia
dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si
terdidik. Macam – macam pendidik antara lain :
a.
Pendidik diri sendiri
b.
Orang tua
c.
Guru
3.
Peserta didik
Untuk mencapai keberhasilan
pendidikan diperlukan kerjasama antara pendidik dan peserta didik. Walau
bgaimanapun pendidik berusaha menanamkan pengaruhnya kepada peserta didik.
Apabila tidak ada kesediaan dan kesiapan diri peserta didik sendiri untuk mencapai
tujuan, maka pendidikan sulit dibayangkan dapat berhasil.
Al-Ghozali mengemukakan tugas-tugas
peserta didik yaitu :
a.
Menyucikan diri dari ahlak dan sifat
tercela.
b.
Mengurangi berbagai kesibukan
duniawi
c.
Tidak sombong kepada guru dan ilmu
d.
Tidak mempelajari suatu ilmu secara
mendalam sekaligus.
4.
Alat / Media
Alat mempunyai kedudukan penting
dalam pencapaian tujuan, oleh karena itu pendidik hendaknya tidak meremehkan
masalah alat /media. Ia ( pendidik ) hendaknya mengadakan studi secara mendalam
agar pemilihan alat /media dapat terpilih dengan tepat.
Adapaun macam – macam alat itu
terbagi menjadi dua yaitu piranti keras dan piranti lunak. Yang dimasud dengan
piranti lunak antara lain :
a.
Isi pendidikan
b.
Bahan pelajaran
c.
Metode pendidikan
Sedangkan piranti keras contohnya :
a.
Gedung sekolah
b.
Perpustakaan
c.
Alat peraga
5.
Bahan /
Kurikulum
Kurikulum merupakan rencana
pendidikan yang memberi pedoman tentang jenis , lingkup, dan urutan isi, serta
proses pendidkan.
Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dalam pandangan lama, kurikulum
merupakan kumpulan sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dn
dipelajari oleh siswa. Misalkan bahan – bahan pokok yang diberikan kepada anak-
anak dalam tingkat pertama atau permulaan secara umumnya adalah sebagai berukut
: al-Qur’an dan sendi – sendi agama, membaca,menulis, berhitung, bahasa,
sajak-sajak yang mengandung ajaran – ajaran akhlak, cerita dan lain- lain.[7][8]
Kurikulum sebagaimana
diidentifikasikan Beuchamp dari perkembangan teorinya memiliki komponen –
komponen sebagai bidang studi yaitu landasan, isi,desain, evaluasi, dan
penelitian serta pengembangan.
[1] M. Arifin, Ilmu Pendidkan
Islam ( Jakarta : Bumi Akasara .1996 ) h. 116
[2]Hasan Langgulung, Asas-Asas
Pendidikan Islam ( Jakarta : Pustaka al Husna Baru, 2003 ) h.103
[3]M.Arifin Op.cit h.118-119
[4][5] Eneng Muslihah. Op.cit
h.19-21
[5][6] Hery Noer Aly, Ilmu
Pendidikan Islam ( Jakarta : PT. Logos Wacana Ilmu.1996 ) h. 55-57
[6][7] Ibid h.146
[7][8] M. Athiyah al-Abrasy, Dasar-Dasar
Pokok Pendidkan Islam ( Jakarta : Bulan Bintang. 1970 ) h.163
0 Response to "Komponen Pendidikan Islam"
Post a Comment
Silahkan komentar dengan baik