Makalah Evaluasi Pendidikan Islam




Evaluasi Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam.
Dalam prosesnya, pendidikan Islam menjadikan tujuan sebagai sasaran ideal yang hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam atau output kependidikan Islam. Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan kegiatan yaitu evaluasi.
Salah satu tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mengetahui ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan evaluasi, suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan tarap kemajuannya. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output yang dihasilkannya. Dengan kata lain penilaian atau evaluasi digunakan sebagai alat untuk menentukan suatu tujuan pendidikan dicapai atau tidak. Atau untuk melihat sejauhmana hasil belajar siswa sudah mencapai tujuannya.
Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran. Dalam makalah ini akan penulis sajikan hal-hal yang menyangkut evaluasi pendidikan Islam, dari mulai pengertian, tujuan, prinsip, fungsi dan perannya.
Oleh karena itu, penulis akan mencoba menelaahtentang evaluasi pendidikan Islam. Dengan demikian akan dibahas lebih lanjut mengenai pembahasan ini guna menjelaskan kepada pembaca, sehingga pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini.

B.            Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis dalam Makalah Evaluasi Pendidikan Islam ini merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa pengertian evaluasi pendididikan islam ?
2.      Apa tujuan evaluasi pendididikan islam ?
3.      Bagaimana kedudukan evaluasi pendididikan islam?
4.      Apa fungsi dan prinsip evaluasi
5.      Apa Alat-alat evaluasi?
6.      Bagaimana langkah-langkah dan sasaran evaluasi?


BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam
   Rangkaian akhir dari kegiatan pendidikan Islam adalah evaluasi. Berhasil tidaknya suatu pendidikan Islam dapat diketahui melalui evaluasi tersebut.
   Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang berarti penilaian dan penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihan, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan.
    Sedangkan Suharsimi Arikunto mengartikan evaluasi merupakan tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu atau dapat diartikan sebagai tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pendidikan.[1]  
   Dalam istilah evaluasi terkandung makna pengukuran dan penilaian. Pengukuran sendiri merupakan pengumpulan data melalui pengamatan empiris, sedangkan penilaian adalah langkah lanjutan setelah dilakukan pengukuran. informasi yang diperoleh dari hasil pengukuran selanjutnya dideskripsikan dan ditafsirkan.
   Dari segi istilah evaluasi dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu karena evaluasi adalah proses mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.[2]
   Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan Masyarakat.[3]
   Jadi, Evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits.

B.            Tujuan Evaluasi Pendidikan Islam
   Menurut Abdul Mujib dkk, tujuan evaluasi adalah: Mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian, dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya. Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya.
   Mengumpulkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan yang telah dicapai untuk kemudian dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Abudin Nata menambahkan, bahwa evaluasi bertujuan mengevaluasi pendidik, materi pendidikan, dan proses peyampaian materi pelajaran.[4] Menurut  Muchtar Buchari  mengemukakan, ada dua tujuan evaluasi dalam Pendidikan, yaitu :
1. Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkah efisien metode pendidikan yang dipergunakan dalam jangka waktu tertentu.

C.           Kedudukan Evaluasi Pendidikan Islam
   Evaluasi dalam pendidikan islam tidak hanya ditekankan pada hasil yang dicapai tetapi juga prosesnya baik menyangkut prosedur dan mekanisme penyelenggaraan.
   Ajaran Islam memberikan perhatian yang tinggi terhadap pentingnya penyelenggaraan evaluasi pendidikan, karena dari evaluasi dimaksud bukan hanya diketahui hasil dan kendala yang dihadapi tetapi akan dijadikan dasar pijakan dalam melakukan perbaikan penyelenggaraan pendidikan Islam selanjutnya.
   Isyarat pelaksanaan evaluasi digariskan dalam surah Al Baqarah ayat 31-32:
وَعَلَّمَ آدَمَ الأسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ. قَالُوا سُبْحَانَكَ لا عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ.
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."  (QS. Al-Baqoroh : 31-32)
   Tentang pentingnya evaluasi terdapat dalam surah Al Naml ayat 27 yang berbunyi:
قَالَ سَنَنْظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ
Artinya: “Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta”.
   Pada ayat diatas bukan hanya mengisyaratkan pentingnya kedudukan evaluasi, tetapi menyangkut teknis pelaksanaan evaluasi. Yang pada intinya materi evaluasi harus sesuai dengan materi yang disampaikan kepada peserta didik. Contoh dalam surah Al Baqarah ayat 31-32 yaitu Allah mengajarkan kepada Adam tentang nama-nama benda. Maka evaluasinya Allah menugasi Adam untuk menyebutkan nama-nama benda tersebut sebagai pengukuran, penilaian dan evaluasi.
   Ajaran islam juga menaruh perhatian yang besar terhadap evaluasi tersebut, Allah SWT. Dalam berbagai firman-Nya dalam kitab suci al-Qur’an memberitahukan kepada kita, bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia didik adalah merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian proses pendidikan yang harus dilaksanakan oleh pendidik.[5]

D.           Fungsi dan Prinsip Evaluasi
   Menurut Abuddin Nata, fungsi evaluasi pendidikan ada beberapa yaitu sebagai berikut:
1.  Evaluasi berfungsi sebagai selektif, artinya adalah penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik. Artinya evaluasi dilakukan untuk menetapkan apakah seorang peserta didik dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus, dapat dinyatakan naik kelas atau tinggal kelas, dapat diterima pada jurusan tertentu atau tidak, dapat diberikan beasiswa ataukah tidak dan sebagainya.
2. Evaluasi berfungsi diagnostik, artinya adalah dengan mengadakan penilaian, guru mengadakan diagnosa kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya.Artinya evaluasi berfungsi memeriksa pada bagian-bagian manakah para peserta didik pada umumnya mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar mengajar, untuk selanjutnya dapat dicarai dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara pemecahannya.
3.  Evaluasi berfungsi sebagai penempatan, artinya sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada pada kelompok yang sama dalam belajar. Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara barat, adalah sistem belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga. Pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian.Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
4. Evaluasi sebagai pengukur keberhasilan, artinya untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Telah disinggung pada bagian sebelum ini. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi.
   Sedangkan dalam ajaran islam evaluasi berfungsi untuk:
1.    Menguji daya kemampuan manusia beriman kepada allah melalui berbagai problem kehidupan
2.    Mengetahui sejauh mana hasil pendidikan wahyu yang telah disampaikan Nabi kepada umatnya
3.    Untuk menentukan kualifikasi keimanan dan ketaqwaan manusia kepada Allah SWT
  Kemudian, secara umum ada empat kegunaan evaluasi dalam pendidikan Islam, diantaranya :
1.    Dari segi pendidik, yaitu untuk membantu seorang pendidik mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugasnya.
2.    Dari segi peserta didik, yaitu membantu peserta didik untuk dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar ke arah yang lebih baik.
3.    Dari segi ahli fikir pendidikan Islam, untuk membantu para pemikir pendidikan Islam mengetahui kelemahan teori-teori pendidikan Islam dan membantu mereka dalam merumuskan kembali teori-teori pendidikan Islam yang relevan dengan arus dinamika zaman yang senantiasa berubah.
4.    Dari segi politik pengambil kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang akn diterapkan dalam sistem pendidikan nasional (Islam).
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam evaluasi pendidikan yaitu:
1.    Prinsip kesinambungan
        Dalam arti Evaluasi pendidikan Islam tidak hanya dilakukan pada setiap akhir catur wulan, semester ataupun akhir tahun saja, tetapi dapat dilakukan dalam berbagaai tahapan seperti harian, per sub bab pokok bahasan. Sehingga perkembangan dan kendala yang dihadapi dapat diketahui dengan cepat.
2.    Prinsip menyeluruh
        Dalam arti bukan hanya aspek hasilnya saja tetapi juga pada aspek proses penyelenggaraan pendidikan Islam.
3.    Prinsip objektif
        Evaluasi harus didasarkan kepada kondisi objektif, kemampuan apa adanya yang dimiliki para siswa.
4.    Prinsip sistematis
        Pelaksanaan evaluasi harus diaksanakan dengan betu-betul terencana, baik sasaran dan tujuan, materi dan bahan garapannnya, maupun teknis dan penyelenggaraannya.
Pelaksanaan ke empat prinsip tersebut merupakan implementasi akhlakul karimah dalam pendidikan yaitu bersifat konsisten, jujur, objektif dan mengatakan apa adanya. Jika prinsip tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, maka mustahil akan memperoleh evaluasi yang baik.[6] Sedangkan prinsip-prinsip lain sebagai berikut:
a.    Valid
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya dan benar. Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Prinsip ini sangatlah penting bagi pelaksanaan evaluasi, karena prinsip memberikan informasi yang benar. Sehingga tidak akan terjadi kesalah pahaman mengenai pendidikan Islam.
b.    Berorientasi kepada kompetensi
Dengan berpijak pada kompetensi, maka ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.
c.    Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
d.   Dicatat dan akurat
Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus secara sistematis dan komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
E.            Alat-alat Evaluasi
Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara atau teknik, dan oleh karena itu dikenal dengan teknik evaluasi, ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik tes :
1.      Teknik non tes
Teknik Evaluasi nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian peserta didik secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, social, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam  pendidikan baik individual maupun secara kelompok.[7] yang tergolong teknik non tes antara lain:
a.      Kuesioner (Questioner)
Kuesioner  juga biasa disebut angket. Pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur . Dengan kuesioner ini  dapat diketahui keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat dan hal lainnya dari diri seseorang.
b.      Daftar cocok (check list) 
 Adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cek ( √ ). Di tempat yang sudah disediakan.
c.       Wawancara (interview)
 Dengan melakukan wawancara, pewawancara sebagai evaluator dapat melakukan kontak langsung dengan peserta didik yang akan dinilai, sehingga dapat diperoleh hasil penilaian yang lebih lengkap dan mendalam.
d.      Pengamatan (observasi)
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
e.       Riwayat hidup
Dengan mempelajari riwayat, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap objek yang dinilai.
2.      Teknik Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Adapun yang termasuk teknik tes antara lain;
a.    Tes diagnostik
Yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik, baik merupakan kesulitan-kesulitan maupun hambatan-hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik ini, yaitu :
1)  Fungsi, yaitu untuk mengetahui masalah-masalah yang diderita atau mengganggu peserta didik, sehingga peserta didik mengalani kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program pembelajaran dalam satu mata pelajaran tertentu (PAI). Sehingga kesulitan peserta didik tersebut dapat diusahakan pemecahannya.
2) Tujuan, yaitu untuk membantu kesulitan atau mengetahui hambatan yang dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran pada satu mata pelajaran tertentu (PAI) atau keseluruhan program pembelajaran.
3) Aspek-aspek yang dinilai, meliputi hasil belajar, latar belakang kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.
4) Waktu pelaksanaan, disesuaikan dengan keperluan pembinaan dari suatu lembaga pendidikan, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan para peserta didiknya
b.    Test formatif
Dari arti kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif maka evaluasi formatif yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan satuan program pembelajaran (kompetensi dasar) pada mata pelajaran tertentu.
c.     Tes Sumatif
Evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya.
1)  Fungsi, yaitu untuk mengetahui angka atau nilai peserta didik setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester atau akhir tahun.
2) Tujuan, untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester atau akhir tahun pada setiap mata pelajaran (PAI) pada satu satuan pendidikan tertentu.
3) Aspek-aspek yang dinilai, yaitu kemajuan hasil belajar meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan penguasaan peserta didik tentang mata pelajaran yang diberikan.
4) Waktu pelaksanaan, yaitu setelah selesai mengikuti program pembelajaran selama satu catur wulan, semester atau akhir tahun pembelajaran pada setiap mata pelajaran (PAI) pada satu tingkat satuan pendidikan.

F.            Sasaran dan Langkah-langkah Evaluasi
                     Pada umumnya ada tiga sasaran pokok evaluasi, yakni:
1.   Segi tingkah laku, artinya segi-segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian, keterampilan murid sebagai akibat dari proses belajar mengajar.
2. Segi pendidikan, artinya penguasaan materi pelajaran yang diberikan oleh guru dalam prosesbelajar mengajar.
3. Segi-segi yang menyangkut proses belajar mengajar dan mengajar itu sendiri,yaitu  bahwaproses belajar mengajar perlu diberi penilaian secara objektif dari guru. Sebab baik tidaknya proses belajar mengajar akan menentukan baik tidaknya hasil belajar yang dicapai oleh murid.[8]
          Sasaran Evaluasi Pendidikan Islam secara garis besar meliputi 4  kemampuan dasar anak didik yaitu:
1.    Sikap dan pengalaman pribadinya, hubungannya dengan tuhan.
2.    Sikap dan pengamalan dirinya, hubungannya dengan masyarakat.
3.    Sikap dan pengalaman kehidupannya, hubungannya dengan alam sekitar.
4.    Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku anggota masyarakatnya, serta selaku khalifah dimuka bumi.[9]
          Secara umum, proses pengembangan penyajian dan pemanfaatan evaluasi belajar dapat digambarkan dalam langkah-langkah berikut:[10]
1.      Penentuan Tujuan Evaluasi
2.      Penyususnan Kisi-kisi soal
3.      Telaah atau review dan revisi soal
4.      Uji Coba (try out)
5.      Penyusunan soal
6.      Penyajian tes Scorsing
7.      Pengolahan hasil tes
8.      Pelaporan hasil tes
9.      Pemanfaatan hasil tes


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pembahasan di atas memunculkan kesimpulan sebagai berikut :
1.      Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang berarti penilaian dan penaksiran. Evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits.
2.      Tujuan evaluasi pendidikan yaitu:
a.    Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu.
b.    Untuk mengetahui tingkah efisien metode pendidikan yang dipergunakan dalam jangka waktu tertentu.
3.      Ajaran Islam memberikan perhatian yang tinggi terhadap pentingnya penyelenggaraan evaluasi pendidikan, karena dari evaluasi dimaksud bukan hanya diketahui hasil dan kendala yang dihadapi tetapi akan dijadikan dasar pijakan dalam melakukan perbaikan penyelenggaraan pendidikan Islam selanjutnya.
4.      Menurut Abuddin Nata, fungsi evaluasi pendidikan sebagai selektif, diagnostik, penempatan dan pengukur keberhasilan. Sedangkan prinsip dalam evaluasi yaitu keseimbangan, menyeluruh, objektif dan sistematis.
5.      Evaluator menggunakan cara atau teknik dalam evaluasi, ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik tes.
6.      Ada tiga sasaran dalam evaluasi yaitu, dalam tingkah laku; pendidikan dan proses belajar dam mengajar. Adapun langkah-langkah evaluasi yaitu penentuan tujuan evaluasi, penyususnan kisi-kisi soal, telaah atau review dan revisi soal, uji Ccba (try out), Penyusunan soal, penyajian tes scorsing, pengolahan hasil tes, pelaporan hasil tes, dan pemanfaatan hasil tes.



DAFTAR PUSTAKA

Syar’i, Ahmad. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus. 2005.
Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997.
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. 1993.
Sulistyorini. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.2009.






[1]H. Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005), hlm. 87
[2] H. Abuddin Nata, Filsafat pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 1
[3] H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 162
[5]H. Abuddin Nata, Filsafat pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 134
[6] H. Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005), hlm. 89-90
[7] Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 55
[8] H.Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 143
[9] H.M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 162

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Evaluasi Pendidikan Islam"

Post a Comment

Silahkan komentar dengan baik